Sabtu, 21 Januari 2017

ANALISIS DATA

ANALISIS  DATA

oleh: HAMSIATI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau memecahkan masalah pada dasarnya menggunakan metode ilmiah. Metode penelitian yang digunakan bergantung dari masalah dan jenis penelitian yang diinginkan.
Data ialah bahan mentah yang perlu di olah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sementara perolehan data seyogyanya relevan, artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian. Pengolahan data merupakan kegiatan terpenting dalam proses dan kegiatan penelitian, karena kekeliruan memilih analisis dan perhitungan akan berakibat fatal pada kesimpulan, generalisasi atau interpretasi. Jenis data menurut jenisnya ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah pengumpulan data sangat bervariasi bentuknya tergantung dari bagaimana data yang terkumpul akan diorganisasikan.
 Disamping itu, melalui proses yang panjang, menemukan masalah kemudian mencari solusi pemecahannya melalui proses analisis data. Analisis data bertujuan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya baik yang bersifat pustaka (library research) maupun bersifat lapangan (field research).
Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.  Langkah-langkah analisis data mulai mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan satu kesatuan yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk membahas wawasan umum yang disebut analisis.[1]
Data yang telah terkumpul, baik data yang berupa kulitatif maupun data yang berupa kuantitatif, kemudian diolah dengan menggunakan metode yang sesuai  kemudian dianalisis berdasarkan jenis penelitian. Metode analisis yang akan diterapkan harus sejalan dengan tujuan khusus penelitian, serta berbagai analisis yang mendukung dan melengkapi tercapainya tujuan khusus  tersebut.
 
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut:
1.      Apa  pengertian analisis data?
2.      Ada berapa bentuk analisis data?
3.      Bagaimana proses analisis data?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Analisis Data
Analisa data berasal dari gabungan dari dua buah kata yaitu “analisis” dan “data”. Analisis merupakan evaluasi dari sebuah situasi dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk didalamnya peninjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang, sehingga tidak jarang ditemui permasalah besar dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat diteliti dan ditangani lebih mudah, sedangkan data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi atau situasi dan lain-lain. Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia analisa yaitu uraian, kupasan dan data yaitu fakta atau fenomena yang sifatnya mentah belum dianalisis, seperti angka, nama dan sebagainya. Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari individu-individu dari suatu populasi. Data bisa berupa angka, huruf, suara maupun gambar. Dari data ini diharapkan akan diperoleh informasi sebesar-besarnya tentang populasi. Dengan demikian, diperlukan pengetahuan dan penguasaan metode analisis sebagai upaya untuk mengeluarkan informasi yang terkandung dalam data yang dimiliki.[2]
Analisis data dilakukan melalui proses yang panjang. Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber.  Menurut Patton sebagaimana yang dikutip Moleong bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.[3]
 Jika dikaji,  pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data, sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data ialah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan pada data.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.
Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga serta pikiran peneliti. Selain menganalisis data, peneliti juga perlu dan masih harus mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasi adanya teori baru yang barangkali ditemukan.[4]
B.     Bentuk- Bentuk Analisis Data
Analisis data terdiri dari analisis kuantitatif dan kualitatif. Dalam menganalisis data kunatitatif, data yang berbentuk angka dihitung untuk mengetahui jawaban masalah yang diteliti. Sebaliknya data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka, seperti keamanan mantap, sistem sekolah kita sudah baik, semangat meneliti dosen menggembirakan.[5]
Dilihat dari sifat datanya, analisis dibedakan menjadi analisis yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan pada data yang tidak bisa dihitung, bersifat monografis atau berwujud kasus – kasus ( sehingga tidak dapat disusun ke dalam suatu strukturklasifikatoris), objek penelitiannya dipelajari secara utuh dan sepanjang itu mengenai manusia maka hal tersebut menyangkut sejarah hidup manusia . suriasumantri menyatakan bahwa penelitian kualitatif mencoba menjelaskan “ sepotong episode kehidupan” yang didokumentasikan dalam bahasa aslinya  secara cermat bagaimana manusia merasa, apa yang mereka tahu, serta kepercayaan, persepsi dan pengertian mereka. Data yang dikumpulkan bersifat deskriptif dalam bentuk kata- kata atau gambar. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara, catatan pengamatan lapangan, potret, tape video, dokumen perorangan, memorandum dan dokumen resmi. Sehingga ini dapat  dilakukan untuk responden yang jumlahnya sedikit. Karena itu analisis kualitatif tidak menggunakan alat bantu statistika. Sedang analisis kuantitatif disebut juga analisis statistika ( sebagai alat bantu untuk menjelaskan fakta/ data: deskriptif dan induktif).
Secara garis besar analisis statistika dibedakan atas dua macam, yaitu analisis statistika deskriptif dan analisis statistika induktif. Jika penelitian bertujuan memaparkan data hasil pengamatan/ wawancara tanpa diadakan pengujian hipotesis – hipotesis, maka digunakan analisis statistika deskriptif. Dalam analisa statistika deskriptif , data yang diperoleh ditata dalam diagram- diagram, dibuat tabulasi frekuensinya, dihitung ukuran pemusatan data ( modus, median, mean), ukuran penyebaran data untuk setiap kelas yang dibuat ( range, variance, standard deviasi). Tetapi jika tujuan penelitian dituangkan dalam hipotesis- hipotesis yang selanjutnya ingin diuji kebenarannya dengan statistika, dan diinginkan kesimpulan yang berlaku bagi keseluruhan populasi ( sampel), maka penelitian ini sudah menuju ke penggunaan analisis statistika induktif.[6]
Kegiatan analisis data dalam penelitian memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut:
a.       Data dapat diberi makna yang berguna dalam memecahkan masalah-masalah penelitian
b.      Memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian
c.       Untuk memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian
d.      Bahan untuk membuat keseimpulan serta implikasi-implikasi dan saran-saran yang berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya.

C.    Proses  Analisis Data
1.      Analisis Sebelum di Lapangan
Analisis data dalam penelitian dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dilapangan. Analisis sebelum di lapangan dimaksudkan untuk menganalisis data yang tersedia sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian, fokus  penelitian ini masih bersifat sementara dan akan bekembang  setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
2.      Analisis Selama di Lapangan Model  Spradley
Ada empat tahap analisis data dalam pengumpulan data khususnya dalam penelitian kualitatif yaitu Analisis Domain, Analisis Taksonomi, Analisis Komponensial, dan Analisis Tema,[7]











Analisis tema kultural. Mencari hubungan di antara domain, dan bagaimana hubungna dengan keseluruhan dan selanjutnya dinyatakan ke dalam tema/judul penelitian.

                                                                                      
 


a.       Analisis Domain
Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian kualitatif. Pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian. Data yang diperoleh dari grand tour dan minitour question. Hasilnya berupa gambaran umum tentang objek yang diteliti, yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini, informasi yang diperoleh belum mendalam, masih dipermukaan, namun sudah menemukan domain-domain atau kategori-kategori sosial yang diteliti.[8]
Analisis domain dilakukan terhadap data yang diperoleh dari  wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan, yang dapat dilihat di buku lampiran. Pengamatan deskriptif berarti mengadakan pengamatan secara menyeluruh terhadap sesuatu yang ada dalam latar penelitian.
Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu: 1) Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan semantik yang tersedia: hubungan, termasuk, spasial, sebab-akibat, rasional, lokasi tempat bertindak, fungsi, alat-tujuan, urutan, dan memberi atribut atau memberi nama, 2) Menyiapkan lembar analisis domain, 3) Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk memulainya, 4) Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari catatan lapangan, 5) Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis, dan 6) Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasi). [9]
b.      Analisis Taksonomi
Setelah selesai analisis domain, dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti. Hasil pengamatan terpilih dimanfaatkan untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui observasi yang terfokus. Data hasil observasi terpilih dimuat dalam catatan lapangan yang terdapat dibuku lampiran.
Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu: 1) Memilih satu domain yang dianalisis, 2) Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama dengan yang digunakan untuk domain itu, 3) Mencari tambahan istilah bagian, 4) Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis, 5) Membentuk taksonomi sementara,   6)  Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan, dan 7) Membangun taksonomi secara lengkap.[10]
c.       Analisis Komponen
Setelah dilakukan analisis taksonomi, dilakukan wawancara atau pengamatan terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan.
Delapan langkah yang dilakukan dalam analisis komponen yaitu: 1) Memilih domain yang akan dianalsis, 2) Mengidentifikasi seluruh kontras yang telah ditemukan, 3) Menyiapkan lembar paradigma, 4) Mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai, 5) Menggambungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu, 6) Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada, 7) Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data, 8) Menyiapkan paradigma lengkap.[11]
d.      Analisis Tema
Analisis tema merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik pandangan yang sedang diteliti. Sebab setiap kebudayaan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang lebih luas.
Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu: 1) Melebur diri, 2) Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan, 3) Menemukan perspektif yang lebih luas melalui pencarian domain dalam pemandangan budaya, 4) Menguji dimensi kontras seluruh domain yang telah dianalisis, 5) Mengidentifikasi domain terorganisasi, 6) Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain, 7) Mencari tema universal, dipilih salah satu dari enam topik, konflik sosial, kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh dan menjaga status dan memecahkan masalah. [12]
Analisis tema sesungguhnya merupakan  upaya mencari ”benang merah” yang mengintegrasikan lintas  domain yang ada. Dengan ditemukan benang merah dari hasil analisis domain, taksonomi, dan komponen tersebut, maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu kontruksi bangunan situasi sosial/objek penelitian  yang sebelumnya masih gelap atau remang-remang. Dan setelah dilakukan, maka menjadi lebih terang dan jelas.
Sementara menurut Bambang Setiyadi alat dalam menganalisis data dalam penelitian kualitatif, sebagai berikut:
a.       Tipologi
Tipologi adalah suatu system pengelompokkan yang didalamnya terdiri dari kategori = kategori berdasarkan aspek- aspek tertentu. Antara peneliti dan subyek yang diteliti dapat menentukan batasan – batasan antara kategori yang satu dengan yang lainnya. Karena bidang penelitian dalam ilmu social selalu komplek, penyederhanaan bidang penelitian ke dalam bagaian- bagian yang berupa kategori  sangat membantu. Kategori dalam tipologi ini dapat berupa kegiatan, tempat, strategi belajar, sikap, dan aspek – aspek individu lainnya. Tipologi akan mempermudah dan mengarahkan peneliti untuk mengumpulkan  data karena data yang akan dikumpulkan sudah dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah disipakan.[13]
b.      Analisa Taksonomi
Analisa taksonomi pada dasarnya mempunyai 6 tahapan penting , yaitu memilih satu ranah untuk dianalisa dengan analisa taksonomi, mencari phenomena lain yang mirip dengan ranah yang sudah dipilih, mencari aktifitas- aktifitas yang berada dalam naungan ranah tersebut, membuat analisa taksonomi (interaksi) dari seluruh ranah yang ada baik yang dinaungi ataupun yang menaungi dan berbentuk semacam diagram busa sabun, mencocokkan hasil analisa taksonomi dengan menguji kembali di lapangan penelitian, dan membuat taksosonmi akhir.[14]
c.       Analisa ranah atau domain analysis
Analisa ranah sebetulnya merupakan tahapan ketiga dari analisa taksonomi diatas. Namun proses ini dapa berdiri sendiri untuk melihat hubungan  ( semantic relationship) suatu konsep atau kejadian (included terms) dengan konsep yang lain yang menjadi konsep payungnya (cover terms). Yang dimaksud ranah disini adalah suatu kategori yang mempunyai beberapa aktifitas atau konsep yang merupakan subkategori atau bagian dari kategori tersebut.


d.      Perbandingan indicator
Analisa model ini biasa digunakan dalam penelitian yang akan mencoba menyusun teori berdasarkan data penelitiannya. Ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk model analisa ini:
·         Melihat dokumen yang berupa catatan lapangan
·         Memperhatikan semua indikator dari kategori- kategori yang sedang diamati dalam dokumen dan memberinya kode.
·         Membandingkan kode – kode yang sejenis  untuk melihat persamaan dan perbedaan yang muncul antar data yang berkode sama.
·         Kesamaan yang muncul antar kode merupakan bentuk keteraturan yang nantinya dapat diklasifikasikan ke dalam sebuah kategori.
·         Perbedaan yang ada merupakan indikasi bahwa data tersebut terkelompokkan ke dalam kategori yang berbeda
·         Proses pengkategorian data selesai bila semua data sudah diberi kode dan semua kode sudah dikelompokkan ke dalam kategori.
·         Setelah semua proses dilalui, analisa dilanjutkan dengan melihat hubungan dari masing – masing kategori.
·         Proses analisa data berakhir bila sudah ditentukan  bahwa kategori- kategori tertentu merupakan kategori penting, sedangkan kategori – kategori yang lain sebagai kategori penunjang dan bagaimana hubungan dari semua kategori yang ada.
e.       Analisa Induktif
Analisa induktif adalah usaha menemukan kategori  berdasarkan data yang terkumpul. Kategori terebut dapat merupakan pola yang berupa keteraturan, atau berupa tema permasalahan yang muncul dari data. Kategori tersebut muncul setelah proses analisa data dilaksanakan.
f.       Analisa Matrik
Secara umum analisa data dari interpretasi data dengan cara matrik dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu deskripsi tunggal dan deskripsi ganda. Deskripsi tunggal digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasi data yang berasal dari  satu hasil pengamatan, baik berupa individu, kelas, atau kelompok, sedangkan deskripsi ganda digunakan untuk menganalisa pengamatan ganda dan mencoba membandingakan anatara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya.
g.      Satatistik semu
Dalam analisa ini peneliti mencoba menggunakan bilangan- bilangan atau statistic semu dalam menganalisa datanya. Peneliti sekedar melaporkan frekwensi dari suatu aktifitas atau proses dalam pengajaran berdasarkan catatan datanya.
h.      Analisa wacana atau discourse analysis
Analisa wacana sebagai sebuah alat untuk menganalisa data alamiah maupun data yang telah dikondisikan dalam perolehannya.
i.        Analisa isi atau content analysis
Bila dibandingkan dengan analisa tipologi, analisa isi mempunyai banyak persamaan. Dalam analisa tipologi pengelompokan kategori dilakukan sebelum pengumpulan data, sedangkan dalam model ini pengelompokan data ke dalam kategori dilakukan setelah data terkumpul. Analisa model ini dimulai dengan mengelompokkan data berdasarkan kategori – kategori atau tema- tema tertentu. Berbagai jenis data yang masih tercatat di dalam lembar catatan diberi label sesuai dengan kategori atau temanya, kemudian data tersebut disatukan kedalam kategori  atau tema yang sejenis. Dengan mengelompokkan data ke dalam kategori atau tema yang sejenis akan memudahkan peneliti untuk melihat isi yang terkandung dari berbagai data yang telah dikelompokkan ke dalam masing- masing kategori.[15]
Disamping itu, John Mansford Prior sebagimana yang dikutip Imam Suprayogo, mengemukakan cara menganalisis data terutama untuk penelitian partisipatoris, dengan empat pertimbangan berikut.
a.             Kita perlu mencari tafsiran-tafsiran  alternative terhadap tafsiran utama;
b.            Penjelasan sederhana lebih diutamakan daripada penjelasan yang rumit. Teori-teori yang paling berpengaruh bersifat simple dengan hanya satu atau dua paham dasar;
c.             Ilmu sosial bukanlah ilmu pasti atau matematika. Oleh karena itu relasi antar kategori sosial tidak bersifat sebab-akibat, tetapi menunjuk pada pola pengaruh timbale-balik antarkomponen;
d.            Jika hasil program, yakni penjelasan tentang keprihatinan sosial diterima oleh masyarakat sasaran (subjek yang diteliti) maka pengolahan dan analisis boleh dianggap tepat.[16]
Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis. Menurut Bogdan dan Biklen sebagimana yang dikutip Imam Suprayogo, bahwa kegiatan-kegiatan analisis selama pengumpulan data meliputi: a. Menetapkan fokus penelitian, apakah tetap sebgaimana yang telah direncanakan ataukah perlu dirubah; b. Menyusun temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul; c. Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan data sebelumnya; d. Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data berikutnya; dan e. Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data (informan, situasi, dokumen) berikutnya.[17] 
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik  yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik non parametris.[18]
Data di atas menunjukkan analisis statistik sederhana yang menggunakan angka-angka dan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa selama pengumpulan data, metode analisis yang digunakan adalah analisis domain, taksonomi, komponen dan tema. Disamping itu teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistic,  yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik non parametris.
3.      Analisis Selama di Lapangan Model Miles dan Huberman
Menurut Miles dan Huberman sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono, bahwa aktivitas dalam analisis data dilakukan secara intreraktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya  sudah jenuh. Aktifitas dalam analis data menurutnya yaitu: Reduksi Data, Penyajian Data, dan Kesimpulan/Verifikasi.[19]
Data Display
Data Reduction
Data Collection
Conclution/ Verification
a.   Reduksi Data (Data Reduction)
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara rinci. Seperti dikemukakan, semakin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, komplek dan rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mudah mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.[20]
Sebagai contoh, dalam suatu situasi sosial tertentu, peneliti dalam mereduksi data akan memfokuskan pada orang miskin, pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan, dan rumah tinggalnya. Dalam bidang manajemen, dalam mereduksi data kemungkinan peneliti akan memfokuskan pada bidang pengawasan, dengan melihat perilaku orang-orang yang menjadi pengawas, metode kerja, tempat kerja, interaksi antara pengawas dan yang diawasi serta hasil pengawasan. Dalam bidang pendidikan, maka dalam mereduksi data peneliti akan memfokuskan pada murid-murid yang memiliki kecerdasan yang tinggi dengan mengkategorikan pada aspek gaya belajar, perilaku sosial, interaksi dengan keluargadan lingkungan dan perilaku di kelas.[21]
Reduksi data menurut Moleong yaitu :
1)      Identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.
2)      Sesudah satuan diperoleh, langkah berikutnya adalah membuat koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada setiap satuan, agar tetap dapat ditelusuri data/satuannya, berasal dari sumber mana. Perlu diketahui bahwa dalam pembuatan kode untuk analisis data dengan komputer cara kodingnya lain, karena disesuaikan dengan keperluan analisis komputer tersebut.[22]
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa data yang diperoleh dilapangan sebelum dianalisis lebih jauh dilakukan reduksi data, karena banyaknya data terkumpul, maka dirangkum untuk memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal yang penting.
b.      Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa yang dimaksud penyajian data adalah penyajian sekumpulan informasi yang tersusun untuk memungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan lebih mudah dipahami.  Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif  adalah bentuk teks naratif. Sedang untuk penelitian kuantitatif, penyajian data dapat berupa grafik, matrik, jejaring kerja (network), dan chart. [23]
Manusia tidak cukup mampu sebagai pemproses informasi yang besar jumlahnya. Kecenderungan kognitif adalah menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk (gestalt) yang disederhanakan dan selektif atau konfigurasi yang mudah dipahami. Penyajian naratif perlu dilengkapi dengan berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semua itu dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian, seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
Dalam rangka mengukur kualitas penyajian data yang dilakukan, peneliti kualitatif perlu bertanya kepada dirinya sendiri: “Apakah ia paham penyajian informasi yang ia lakukan?” Sebab seringkali peneliti tidak paham terhadap apa yang telah dilakukan walaupun ia berhasil menulis laporan penelitiannya hingga beratus-ratus halaman.[24]   
Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.[25]
Dari penjelasan dapat dipahami bahwa dalam menyajikan data biasanya dalam bentuk teks naratif, bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart untuk data kualitatif dan dapat pula dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya untuk data kuantitatif.

c.   Kesimpulan/Verifikasi (Conclution/Verification)
Kegiatan analisis selanjutnya yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seseorang sedang menganalisis kualitatif mulai mencari arti, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfiguasi yang mungkin, alur sebab akibat dan proposisi. Peneliti yang berkompoten akan menangani kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar, tetap terbuka dan skeptik, tetapi kesimpulan telah disediakan, mula-mula belum jelas kemudian menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh.
Kesimpulan-kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir. Hal tersebut tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, tuntutan-tuntutan pemberi dana. Tetapi, sering kali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, sekalipun seorang peneliti telah melanjutkannya secara induktif.[26]
Penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagaian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama kegiatan berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran peneliti selama ia menulis. Singkatnya makna-makna yang muncul dari data harus diuji/diverifikasi kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Jika tidak demikian, yang dimiliki adalah cita-cita yang menarik mengenai sesuatu yang terjadi dan yang tidak jelas kebenarannya dan kegunaannya.[27]
Dalam pandangan ini, tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklus dan interaktif. Pengkodean data, misalnya (reduksi data) menjurus ke arah gagasan-gagasan baru guna dimasukkan ke dalam suatu matrik (penyajian data). Pencatatan data mempersyaratkan reduksi data selanjutnya. Begitu matrik terisi, kesimpulan awal dapat ditarik, tetapi hal itu menggiring pada pengambilan keputusan (misalnya) untuk menambah kolom lagi pada matrik itu untuk dapat menguji kesimpulan tersebut.
Dalam pengertian ini, analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang, dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul-menyusul.
Proses analisis ini secara konseptual tidak lebih rumit dibandingkan dengan analisis kuantitatif. Penelitian kuantitatif juga perlu melakukan reduksi data (menghitung mean, standar deviasi, indek), penyajian data (table korelasi,cetakan angka-angka regresi) dan penarikan kesimpulan/verifikasi (derajat signifikasi/perbedaan eksperimental/control). Perbedaannya yang mencolok dalam  penelitian kuantitatif dilakukan melalui batasan-batasan yang jelas, metode yang sudah dikenal, patokan-patokan yang memberi pedoman, dan kegiatannya lebih berupa peristiwa berurutan jika dibanding dengan kegiatan yang berulang atau siklus. Di sisi lain, para peneliti kualitatif menempati posisi yang lebih bersifat longgar, dan juga lebih bersifat perintis. Di samping itu, analisis kualitatif perlu didokumentasikan sebagai suatu proses yang jauh lebih mendalam daripada yang dilakukan saat ini. Hal ini diperlukan tidak hanya bagi tujuan “pemeriksaan” usaha analisis, tapi juga bagi tujuan-tujuan belajar.[28]
Penarikan kesimpulan dilakukan sejalan dengan cara mengolah data. Terhadap data yang bersifat kualitatif, maka pengolahannya dibandingkan dengan standar atau kriteria yang telah dibuat oleh peneliti. Sebagai contoh penelitian yang menggunakan data kualitatif adalah penelitian bertujuan untuk melihat sikap kepemimpinan beberapa sekolah. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur sejauh mana sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah yang dimaksud. Untuk itu, dicari dimensi-dimensi sikap kepemimpinan terlebih dahulu, antara lain disiplin, demokratis, bertanggung jawab, toleran, penuh inisiatif, kreatif dan sebagainya.
Dengan menggunakan skala sikap, peneliti mengumpulkan data mengenai tingkat kepemimpinan pada kepala sekolah. Maka, kesimpulan yang mungkin dibuat berdasarkan kriteria atau standar yang ditentukan, adalah  sesuai dengan standar, kurang sesuai dengan standar dan tidak sesuai dengan standar. Terhadap data yang bersifat kuantitatif, peneliti dapat mengolahnya dengan statistik dan non statistik. Analisis non statistik adalah mencari proporsi, mencari presentase dan ratio. Dan terhadap pekerjaan analisis ini, ada orang yang menyebutnya sebagai analisis statistik sederhana.
Apabila analisis datanya berupa prosentase, proporsi maupun ratio, maka kesimpulan yang dapat diambil, disesuaikan dengan permasalahannya. Contoh,  peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang laboratorium IPA di SMP Negeri XIII. Di dalam pedoman laboratorium yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan tentu sudah dicantumkan persyaratan-persyaratan laboratorium. Maka, persyaratan ini disajikan standar (tolak ukur) untuk mengukur keadaan laoratorim SMP Negeri XIII. Jadi pengukuran dilakukan dengan menilai berbagai aspek laboratorium yang ada dengan angka kuantitatif, maka diperoleh nilai presentase, misalnya:
-          Kelengkapan alat        : 75%
-          Pengaturan                  : 70%
-          Penggunaan                 : 60%
Rata-rata penilaian menjadi (75% + 70% + 80%) = ± 68%
                                                     
Apabila sebelumnya peneliti sudah menentukan standar bahwa : > 75% baik, antara 60  - 75% cukup, <60% kurang baik, maka dari data yang diperoleh diambil kesimpulan bahwa keadaan laboratorium di SMP Negeri XIII adalah cukup.[29]
Kesimpulan penelitian yang menggunkan teknik statistik, dapat digeneralisasikan pada populasi apabila dari sampel dapat diketahui bahwa populasinya  berdistribusi normal. Hal ini dapat dilakukan pemeriksaannya dengan checking normalitas. Apabila populasinya tidak berdisrtibusi normal, maka harus menggunakan statistik non-parametrik.[30] Statistik parametris mempunyai kekuatan yang lebih daripada statistik non parametris, bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi. [31]
Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa dalam menarik kesimpulan baik kualitatif maupun kuantitatif didasarkan pada metode pengolahannya. Data yang bersifat kualitatif  pengolahannya dibandingkan dengan standar atau kriteria yang telah dibuat oleh peneliti. Apabila analisis datanya berupa prosentase, proporsi maupun ratio, maka kesimpulan yang dapat diambil, disesuaikan dengan permasalahannya.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh  dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan  ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga  mudah dipahami.
2.      Analisis data terdiri dari analisis kuantitatif dan kualitatif. Dalam menganalisis data kunatitatif, data yang berbentuk angka dihitung untuk mengetahui jawaban masalah yang diteliti. Sebaliknya data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka, seperti keamanan mantap, sistem sekolah kita sudah baik, semangat meneliti dosen menggembirakan.
2.   Proses  analisis data ada dua tahapan yaitu:  a. Analisis sebelum di lapangan, dan b. Analisis selama di lapangan. Analisis data selama di lapangan ada dua model yaitu: 1) Model  Spradley, ada empat tahap: Analisis Domain, Analisis Taksonomi, Analisis Komponensial, dan Analisis Tema, 2) Model Miles dan Huberman, ada tiga tahap yaitu: Reduksi Data, Penyajian Data, dan Kesimpulan/Verifikasi.
B. Implikasi
Pembahasan dan kesimpulan yang telah dirumuskan sebelumnya diharapkan dapat berimplikasi positif dan membangun terhadap para pembaca dalam memahami bagaimana penafsiran data itu. Terkhusus bagi para mahasiswa, penggiat, penuntut ilmu yang sedang atau hendak melakukan penelitian agar memperhatikan dalam menganalisis data, sehingga hasil penelitiannya maksimal.


DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto, metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2010.
Agung, I Gusti Ngurah. Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, Ed. I, Cet. 3; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,  2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997.
Masyhuri dan Zainuddin. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Cet. I; Bandung: PT. Refika Aditama. 2008.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif Ed. Revisi, Cet. 24: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
----------, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. 27: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002. 
Notoatmodjo, Soekidjo. Metode Penelitian Kesehatan, Cet. III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
Setiyadi, Bambang, Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Cet. III; Bandung:  CV. Alfabeta, 2007.
----------, Metode Penelitian Administrasi, Edisi Revisi. Cet. 17; Bandung:  CV. Alfabeta, 2007.
----------, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cet. IX; Bandung: Alfabeta, 2010.
Suprayogo, Imam. Metodologi  Penelitian Sosial-Agama. Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
 


[1]Imam Suprayogo, Metodologi  Penelitian Sosial-Agama, (Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 196. 
[3]Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Ed. Revisi, (Cet. 24: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.280. 
[4]Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Ed. Revisi, h.  281
[5]  Rianto Adi, metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2010) h. 128
[6] Rianto Adi,  metodologi Penelitian Sosial dan Hukum,h. 129
[7]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Cet. IX; Bandung: Alfabeta, 2010), h. 347.
[8]Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Cet. III; Bandung: Alfabeta, 2007)   h.  103.
[9]Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Ed. Revisi,h. 149-150.
[10]Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Ed. Revisi,, h. 150.
[11]Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Ed. Revisi,h.150.
[12]Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Ed. Revisi,, h. 151.
[13] Bambang Setiyadi, Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006) h. 256
[14] Bambang Setiyadi, Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, h. 257
[15] Bambang Setiyadi,  Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,h. 266
[16]Imam Suprayogo, Metodologi  Penelitian Sosial-Agama,, h. 196-197. 
[17]Imam Suprayogo, Metodologi  Penelitian Sosial-Agama,, h. 192-193.
[18]Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi ,Edisi Revisi  (Cet. 17; Bandung:  CV. Alfabeta, 2007) h. 169.
[19]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 337.
[20]Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 92.
[21]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,. h.339.
                [22] Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Ed. Revisi,, h. 288.
[23]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 341.
[24]Imam Suprayogo, Metodologi  Penelitian Sosial-Agama, h.194-195.
[25]Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 94. Bandingkan dengan Soekidjo Notoatmodjo, Metode Penelitian Kesehatan, (Cet. III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), 194. Lihat juga   I Gusti Ngurah Agung, Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, Ed. I, (Cet. 3; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,  2007)  h. 32.
[26]Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 195.
[27]Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 196.
[28]Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 196.
[29]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 312
[30]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, h. 314.
[31] Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 172.
 

1 komentar:

  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus