ANALISIS
DATA
oleh: HAMSIATI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metode penelitian sebagai suatu cara untuk
memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau memecahkan masalah pada dasarnya
menggunakan metode ilmiah. Metode penelitian yang digunakan bergantung dari
masalah dan jenis penelitian yang diinginkan.
Data
ialah bahan mentah yang perlu di olah sehingga menghasilkan informasi atau
keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta.
Sementara perolehan data seyogyanya relevan, artinya data yang ada hubungannya
langsung dengan masalah penelitian. Pengolahan data merupakan kegiatan
terpenting dalam proses dan kegiatan penelitian, karena kekeliruan memilih
analisis dan perhitungan akan berakibat fatal pada kesimpulan, generalisasi
atau interpretasi. Jenis data menurut jenisnya ada dua yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah pengumpulan data
sangat bervariasi bentuknya tergantung dari bagaimana data yang terkumpul akan
diorganisasikan.
Disamping itu, melalui proses yang panjang, menemukan
masalah kemudian mencari solusi pemecahannya melalui proses analisis data. Analisis
data bertujuan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu
wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen
pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya baik yang bersifat pustaka
(library research) maupun bersifat
lapangan (field research).
Analisis data adalah rangkaian kegiatan
penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar
sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. Langkah-langkah analisis data mulai
mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi merupakan satu kesatuan yang jalin menjalin pada saat
sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar untuk
membahas wawasan umum yang disebut analisis.[1]
Data yang telah terkumpul, baik data yang
berupa kulitatif maupun data yang berupa kuantitatif, kemudian diolah dengan
menggunakan metode yang sesuai kemudian
dianalisis berdasarkan jenis penelitian. Metode analisis yang akan diterapkan
harus sejalan dengan tujuan khusus penelitian, serta berbagai analisis yang
mendukung dan melengkapi tercapainya tujuan khusus tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
penulis mengemukakan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut:
1.
Apa
pengertian analisis data?
2.
Ada
berapa bentuk analisis data?
3.
Bagaimana
proses analisis data?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Analisis Data
Analisa data berasal dari gabungan dari dua buah kata
yaitu “analisis” dan “data”. Analisis merupakan evaluasi dari sebuah situasi
dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk didalamnya peninjauan dari
berbagai aspek dan sudut pandang, sehingga tidak jarang ditemui permasalah besar
dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat diteliti dan
ditangani lebih mudah, sedangkan data adalah fakta atau bagian dari fakta yang
mengandung arti yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol,
gambar-gambar, kata-kata, angka-angka atau huruf-huruf yang menunjukkan suatu
ide, obyek, kondisi atau situasi dan lain-lain. Sedangkan menurut kamus Bahasa
Indonesia analisa
yaitu uraian, kupasan dan data yaitu fakta atau fenomena yang sifatnya mentah
belum dianalisis, seperti angka, nama dan sebagainya. Data merupakan kumpulan
dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari individu-individu dari
suatu populasi. Data bisa berupa angka, huruf, suara maupun gambar. Dari data
ini diharapkan akan diperoleh informasi sebesar-besarnya tentang populasi.
Dengan demikian, diperlukan pengetahuan dan penguasaan metode analisis sebagai
upaya untuk mengeluarkan informasi yang terkandung dalam data yang dimiliki.[2]
Analisis data dilakukan melalui
proses yang panjang. Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber. Menurut Patton sebagaimana
yang dikutip Moleong bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Sedangkan menurut Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang
merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide)
seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema
pada hipotesis.[3]
Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih
menitikberatkan pengorganisasian data, sedangkan yang ke dua lebih menekankan
maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat
disintesiskan menjadi: Analisis data ialah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan pada data.
Dari
uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data
bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak
sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto,
dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis
data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan
kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut
bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi
teori substantif.
Pekerjaan menganalisis data
memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga serta pikiran peneliti.
Selain menganalisis data, peneliti juga perlu dan masih harus mendalami
kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasi adanya teori
baru yang barangkali ditemukan.[4]
B. Bentuk-
Bentuk Analisis Data
Analisis data terdiri dari analisis kuantitatif dan kualitatif.
Dalam menganalisis data kunatitatif, data yang berbentuk angka dihitung untuk
mengetahui jawaban masalah yang diteliti. Sebaliknya data kualitatif merupakan
data yang tidak berbentuk angka, seperti keamanan mantap, sistem sekolah kita
sudah baik, semangat meneliti dosen menggembirakan.[5]
Dilihat dari sifat datanya, analisis dibedakan menjadi analisis
yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan pada data
yang tidak bisa dihitung, bersifat monografis atau berwujud kasus – kasus (
sehingga tidak dapat disusun ke dalam suatu strukturklasifikatoris), objek
penelitiannya dipelajari secara utuh dan sepanjang itu mengenai manusia maka
hal tersebut menyangkut sejarah hidup manusia . suriasumantri menyatakan bahwa
penelitian kualitatif mencoba menjelaskan “ sepotong episode kehidupan” yang
didokumentasikan dalam bahasa aslinya
secara cermat bagaimana manusia merasa, apa yang mereka tahu, serta
kepercayaan, persepsi dan pengertian mereka. Data yang dikumpulkan bersifat
deskriptif dalam bentuk kata- kata atau gambar. Data tersebut diperoleh dari
hasil wawancara, catatan pengamatan lapangan, potret, tape video, dokumen
perorangan, memorandum dan dokumen resmi. Sehingga ini dapat dilakukan untuk responden yang jumlahnya
sedikit. Karena itu analisis kualitatif tidak menggunakan alat bantu
statistika. Sedang analisis kuantitatif disebut juga analisis statistika (
sebagai alat bantu untuk menjelaskan fakta/ data: deskriptif dan induktif).
Secara garis besar analisis statistika dibedakan atas dua macam,
yaitu analisis statistika deskriptif dan analisis statistika induktif. Jika
penelitian bertujuan memaparkan data hasil pengamatan/ wawancara tanpa diadakan
pengujian hipotesis – hipotesis, maka digunakan analisis statistika deskriptif.
Dalam analisa statistika deskriptif , data yang diperoleh ditata dalam diagram-
diagram, dibuat tabulasi frekuensinya, dihitung ukuran pemusatan data ( modus,
median, mean), ukuran penyebaran data untuk setiap kelas yang dibuat ( range,
variance, standard deviasi). Tetapi jika tujuan penelitian dituangkan dalam
hipotesis- hipotesis yang selanjutnya ingin diuji kebenarannya dengan
statistika, dan diinginkan kesimpulan yang berlaku bagi keseluruhan populasi (
sampel), maka penelitian ini sudah menuju ke penggunaan analisis statistika
induktif.[6]
Kegiatan analisis data dalam penelitian memiliki beberapa tujuan antara
lain sebagai berikut:
a. Data dapat diberi makna yang berguna dalam
memecahkan masalah-masalah penelitian
b. Memperlihatkan hubungan-hubungan antara
fenomena yang terdapat dalam penelitian
c. Untuk memberikan jawaban terhadap hipotesis
yang diajukan dalam penelitian
d. Bahan untuk membuat keseimpulan serta
implikasi-implikasi dan saran-saran yang berguna untuk kebijakan penelitian
selanjutnya.
C.
Proses Analisis Data
1. Analisis
Sebelum di Lapangan
Analisis
data dalam penelitian dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai dilapangan. Analisis sebelum di lapangan dimaksudkan
untuk menganalisis data yang tersedia sebelum peneliti memasuki lapangan.
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder,
yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian,
fokus penelitian ini masih bersifat
sementara dan akan bekembang setelah
peneliti masuk dan selama di lapangan.
2. Analisis
Selama di Lapangan Model Spradley
Ada
empat tahap analisis data dalam pengumpulan data khususnya dalam penelitian
kualitatif yaitu Analisis Domain, Analisis Taksonomi, Analisis Komponensial,
dan Analisis Tema,[7]
Analisis tema kultural. Mencari
hubungan di antara domain, dan bagaimana hubungna dengan keseluruhan dan
selanjutnya dinyatakan ke dalam tema/judul penelitian.
|
a. Analisis
Domain
Analisis domain merupakan
langkah pertama dalam penelitian kualitatif. Pada umumnya dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang
diteliti atau objek penelitian. Data yang diperoleh dari grand tour dan minitour
question. Hasilnya berupa gambaran umum tentang objek yang diteliti, yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini, informasi yang diperoleh
belum mendalam, masih dipermukaan, namun sudah menemukan domain-domain atau
kategori-kategori sosial yang diteliti.[8]
Analisis domain dilakukan
terhadap data yang diperoleh dari wawancara
atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan, yang dapat
dilihat di buku lampiran. Pengamatan deskriptif berarti mengadakan pengamatan
secara menyeluruh terhadap sesuatu yang ada dalam latar penelitian.
Ada enam tahap yang dilakukan
dalam analisis domain yaitu: 1) Memilih salah satu hubungan semantik untuk
memulai dari sembilan hubungan semantik yang tersedia: hubungan, termasuk,
spasial, sebab-akibat, rasional, lokasi tempat bertindak, fungsi, alat-tujuan,
urutan, dan memberi atribut atau memberi nama, 2) Menyiapkan lembar analisis
domain, 3) Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir,
untuk memulainya, 4) Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan
hubungan semantik dari catatan lapangan, 5) Mengulangi usaha pencarian domain
sampai semua hubungan semantik habis, dan 6) Membuat daftar domain yang
ditemukan (teridentifikasi). [9]
b. Analisis
Taksonomi
Setelah selesai analisis
domain, dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya
telah dipilih oleh peneliti. Hasil pengamatan terpilih dimanfaatkan untuk
memperdalam data yang telah ditemukan melalui observasi yang terfokus. Data
hasil observasi terpilih dimuat dalam catatan lapangan yang terdapat dibuku
lampiran.
Tujuh langkah yang dilakukan
dalam analisis taksonomi yaitu: 1) Memilih satu domain yang dianalisis, 2) Mencari
kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama dengan yang digunakan untuk
domain itu, 3) Mencari tambahan istilah bagian, 4) Mencari domain yang lebih
besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain
yang sedang dianalisis, 5) Membentuk taksonomi sementara, 6) Mengadakan
wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan, dan 7) Membangun
taksonomi secara lengkap.[10]
c. Analisis
Komponen
Setelah dilakukan analisis
taksonomi, dilakukan wawancara atau pengamatan terpilih untuk memperdalam data
yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras. Data hasil
wawancara terpilih dimuat dalam catatan lapangan.
Delapan langkah yang
dilakukan dalam analisis komponen yaitu: 1) Memilih domain yang akan dianalsis,
2) Mengidentifikasi seluruh kontras yang telah ditemukan, 3) Menyiapkan lembar
paradigma, 4) Mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai, 5) Menggambungkan
dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu, 6) Menyiapkan pertanyaan
kontras untuk ciri yang tidak ada, 7) Mengadakan pengamatan terpilih untuk
melengkapi data, 8) Menyiapkan paradigma lengkap.[11]
d. Analisis
Tema
Analisis tema merupakan
seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik pandangan yang sedang
diteliti. Sebab setiap kebudayaan terintegrasi dalam beberapa jenis pola yang
lebih luas.
Tujuh cara untuk menemukan
tema yaitu: 1) Melebur diri, 2) Melakukan analisis komponen terhadap istilah
acuan, 3) Menemukan perspektif yang lebih luas melalui pencarian domain dalam
pemandangan budaya, 4) Menguji dimensi kontras seluruh domain yang telah
dianalisis, 5) Mengidentifikasi domain terorganisasi, 6) Membuat gambar untuk
memvisualisasi hubungan antar domain, 7) Mencari tema universal, dipilih salah
satu dari enam topik, konflik sosial, kontradiksi budaya, teknik kontrol
sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh dan menjaga status dan memecahkan
masalah. [12]
Analisis tema sesungguhnya
merupakan upaya mencari ”benang merah”
yang mengintegrasikan lintas domain yang
ada. Dengan ditemukan benang merah dari hasil analisis domain, taksonomi, dan
komponen tersebut, maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu kontruksi
bangunan situasi sosial/objek penelitian yang sebelumnya masih gelap atau
remang-remang. Dan setelah dilakukan, maka menjadi lebih terang dan jelas.
Sementara menurut Bambang Setiyadi alat dalam menganalisis data
dalam penelitian kualitatif, sebagai berikut:
a.
Tipologi
Tipologi adalah suatu system pengelompokkan yang didalamnya
terdiri dari kategori = kategori berdasarkan aspek- aspek tertentu. Antara
peneliti dan subyek yang diteliti dapat menentukan batasan – batasan antara
kategori yang satu dengan yang lainnya. Karena bidang penelitian dalam ilmu
social selalu komplek, penyederhanaan bidang penelitian ke dalam bagaian-
bagian yang berupa kategori sangat
membantu. Kategori dalam tipologi ini dapat berupa kegiatan, tempat, strategi
belajar, sikap, dan aspek – aspek individu lainnya. Tipologi akan mempermudah
dan mengarahkan peneliti untuk mengumpulkan
data karena data yang akan dikumpulkan sudah dikelompokkan ke dalam
kategori yang sudah disipakan.[13]
b.
Analisa
Taksonomi
Analisa taksonomi pada dasarnya mempunyai 6 tahapan penting , yaitu
memilih satu ranah untuk dianalisa dengan analisa taksonomi, mencari phenomena
lain yang mirip dengan ranah yang sudah dipilih, mencari aktifitas- aktifitas
yang berada dalam naungan ranah tersebut, membuat analisa taksonomi (interaksi)
dari seluruh ranah yang ada baik yang dinaungi ataupun yang menaungi dan
berbentuk semacam diagram busa sabun, mencocokkan hasil analisa taksonomi
dengan menguji kembali di lapangan penelitian, dan membuat taksosonmi akhir.[14]
c.
Analisa
ranah atau domain analysis
Analisa ranah sebetulnya merupakan tahapan ketiga dari analisa
taksonomi diatas. Namun proses ini dapa berdiri sendiri untuk melihat
hubungan ( semantic relationship)
suatu konsep atau kejadian (included terms) dengan konsep yang
lain yang menjadi konsep payungnya (cover terms). Yang dimaksud ranah
disini adalah suatu kategori yang mempunyai beberapa aktifitas atau konsep yang
merupakan subkategori atau bagian dari kategori tersebut.
d.
Perbandingan
indicator
Analisa model ini biasa digunakan dalam penelitian yang akan
mencoba menyusun teori berdasarkan data penelitiannya. Ada beberapa saran yang
dapat dipertimbangkan untuk model analisa ini:
·
Melihat
dokumen yang berupa catatan lapangan
·
Memperhatikan
semua indikator dari kategori- kategori yang sedang diamati dalam dokumen dan
memberinya kode.
·
Membandingkan
kode – kode yang sejenis untuk melihat
persamaan dan perbedaan yang muncul antar data yang berkode sama.
·
Kesamaan
yang muncul antar kode merupakan bentuk keteraturan yang nantinya dapat
diklasifikasikan ke dalam sebuah kategori.
·
Perbedaan
yang ada merupakan indikasi bahwa data tersebut terkelompokkan ke dalam
kategori yang berbeda
·
Proses
pengkategorian data selesai bila semua data sudah diberi kode dan semua kode
sudah dikelompokkan ke dalam kategori.
·
Setelah
semua proses dilalui, analisa dilanjutkan dengan melihat hubungan dari masing –
masing kategori.
·
Proses
analisa data berakhir bila sudah ditentukan
bahwa kategori- kategori tertentu merupakan kategori penting, sedangkan
kategori – kategori yang lain sebagai kategori penunjang dan bagaimana hubungan
dari semua kategori yang ada.
e.
Analisa
Induktif
Analisa induktif adalah usaha menemukan kategori berdasarkan data yang terkumpul. Kategori
terebut dapat merupakan pola yang berupa keteraturan, atau berupa tema permasalahan
yang muncul dari data. Kategori tersebut muncul setelah proses analisa data
dilaksanakan.
f.
Analisa
Matrik
Secara umum analisa data dari interpretasi data dengan cara
matrik dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu deskripsi tunggal dan deskripsi
ganda. Deskripsi tunggal digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasi data
yang berasal dari satu hasil pengamatan,
baik berupa individu, kelas, atau kelompok, sedangkan deskripsi ganda digunakan
untuk menganalisa pengamatan ganda dan mencoba membandingakan anatara hasil
pengamatan yang satu dengan yang lainnya.
g.
Satatistik
semu
Dalam analisa ini peneliti mencoba menggunakan bilangan-
bilangan atau statistic semu dalam menganalisa datanya. Peneliti sekedar
melaporkan frekwensi dari suatu aktifitas atau proses dalam pengajaran
berdasarkan catatan datanya.
h.
Analisa
wacana atau discourse analysis
Analisa wacana sebagai sebuah alat untuk menganalisa data
alamiah maupun data yang telah dikondisikan dalam perolehannya.
i.
Analisa
isi atau content analysis
Bila dibandingkan dengan analisa tipologi, analisa isi mempunyai
banyak persamaan. Dalam analisa tipologi pengelompokan kategori dilakukan
sebelum pengumpulan data, sedangkan dalam model ini pengelompokan data ke dalam
kategori dilakukan setelah data terkumpul. Analisa model ini dimulai dengan
mengelompokkan data berdasarkan kategori – kategori atau tema- tema tertentu.
Berbagai jenis data yang masih tercatat di dalam lembar catatan diberi label
sesuai dengan kategori atau temanya, kemudian data tersebut disatukan kedalam
kategori atau tema yang sejenis. Dengan
mengelompokkan data ke dalam kategori atau tema yang sejenis akan memudahkan
peneliti untuk melihat isi yang terkandung dari berbagai data yang telah
dikelompokkan ke dalam masing- masing kategori.[15]
Disamping itu, John Mansford Prior
sebagimana yang dikutip Imam Suprayogo, mengemukakan cara menganalisis data
terutama untuk penelitian partisipatoris, dengan empat pertimbangan berikut.
a.
Kita perlu mencari tafsiran-tafsiran alternative terhadap tafsiran utama;
b.
Penjelasan sederhana lebih diutamakan
daripada penjelasan yang rumit. Teori-teori yang paling berpengaruh bersifat simple dengan hanya satu atau dua paham
dasar;
c.
Ilmu sosial bukanlah ilmu pasti atau
matematika. Oleh karena itu relasi antar kategori sosial tidak bersifat
sebab-akibat, tetapi menunjuk pada pola pengaruh timbale-balik antarkomponen;
d.
Jika hasil program, yakni penjelasan
tentang keprihatinan sosial diterima oleh masyarakat sasaran (subjek yang
diteliti) maka pengolahan dan analisis boleh dianggap tepat.[16]
Kegiatan
analisis data selama pengumpulan data dimulai setelah peneliti memahami
fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat
dianalisis. Menurut Bogdan dan Biklen sebagimana yang dikutip Imam Suprayogo,
bahwa kegiatan-kegiatan analisis selama pengumpulan data meliputi: a.
Menetapkan fokus penelitian, apakah tetap sebgaimana yang telah direncanakan
ataukah perlu dirubah; b. Menyusun temuan-temuan sementara berdasarkan data
yang telah terkumpul; c. Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya
berdasarkan temuan-temuan data sebelumnya; d. Pengembangan pertanyaan-pertanyaan
analitik dalam rangka pengumpulan data berikutnya; dan e. Penetapan sasaran-sasaran
pengumpulan data (informan, situasi, dokumen) berikutnya.[17]
Dalam
penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Teknik
analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua
macam statistik yang digunakan untuk
analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik
non parametris.[18]
Data
di atas menunjukkan analisis statistik sederhana yang menggunakan angka-angka
dan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dari penjelasan di atas, dapat
dipahami bahwa selama pengumpulan data, metode analisis yang digunakan adalah
analisis domain, taksonomi, komponen dan tema. Disamping itu teknik analisis
data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistic, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Statistik inferensial meliputi
statistik parametris dan statistik non parametris.
3.
Analisis Selama di Lapangan Model
Miles dan Huberman
Menurut Miles dan Huberman
sebagaimana yang dikutip oleh Sugiyono, bahwa aktivitas dalam analisis data
dilakukan secara intreraktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktifitas dalam analis data menurutnya yaitu: Reduksi Data, Penyajian Data, dan
Kesimpulan/Verifikasi.[19]
Data Display
|
Data Reduction
|
Data Collection
|
Conclution/
Verification
|
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber data yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah
ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto,
dan sebagainya. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara rinci. Seperti dikemukakan, semakin lama peneliti di lapangan,
maka jumlah data akan semakin banyak, komplek dan rumit. Untuk itu perlu
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mudah mencarinya bila diperlukan. Reduksi data
dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan
memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.[20]
Sebagai contoh, dalam suatu situasi sosial
tertentu, peneliti dalam mereduksi data akan memfokuskan pada orang miskin,
pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan, dan rumah tinggalnya. Dalam bidang
manajemen, dalam mereduksi data kemungkinan peneliti akan memfokuskan pada
bidang pengawasan, dengan melihat perilaku orang-orang yang menjadi pengawas,
metode kerja, tempat kerja, interaksi antara pengawas dan yang diawasi serta
hasil pengawasan. Dalam bidang pendidikan, maka dalam mereduksi data peneliti
akan memfokuskan pada murid-murid yang memiliki kecerdasan yang tinggi dengan
mengkategorikan pada aspek gaya belajar, perilaku sosial, interaksi dengan
keluargadan lingkungan dan perilaku di kelas.[21]
Reduksi data menurut Moleong yaitu :
1)
Identifikasi
satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian
terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan
fokus dan masalah penelitian.
2)
Sesudah satuan diperoleh, langkah
berikutnya adalah membuat koding. Membuat koding berarti memberikan kode pada
setiap satuan, agar tetap dapat ditelusuri data/satuannya, berasal dari sumber
mana. Perlu diketahui bahwa dalam pembuatan kode untuk analisis data dengan
komputer cara kodingnya lain, karena disesuaikan dengan keperluan analisis
komputer tersebut.[22]
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa data yang
diperoleh dilapangan sebelum dianalisis lebih jauh dilakukan reduksi data,
karena banyaknya data terkumpul, maka dirangkum untuk memilih hal-hal yang
pokok dan memfokuskan pada hal yang penting.
b.
Penyajian
Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah
selanjutnya adalah penyajian data. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa yang
dimaksud penyajian data adalah penyajian sekumpulan informasi yang tersusun untuk
memungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui
penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan
sehingga akan lebih mudah dipahami. Penyajian data yang paling sering digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah
bentuk teks naratif. Sedang untuk penelitian kuantitatif, penyajian data dapat
berupa grafik, matrik, jejaring kerja (network),
dan chart. [23]
Manusia tidak cukup mampu sebagai pemproses
informasi yang besar jumlahnya. Kecenderungan kognitif adalah menyederhanakan
informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk (gestalt) yang disederhanakan dan selektif atau konfigurasi yang
mudah dipahami. Penyajian naratif perlu dilengkapi dengan berbagai jenis
matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semua itu dirancang guna menggabungkan
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan
demikian, seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan
menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah
melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai
sesuatu yang mungkin berguna.
Dalam rangka mengukur kualitas penyajian
data yang dilakukan, peneliti kualitatif perlu bertanya kepada dirinya sendiri:
“Apakah ia paham penyajian informasi yang ia lakukan?” Sebab seringkali
peneliti tidak paham terhadap apa yang telah dilakukan walaupun ia berhasil
menulis laporan penelitiannya hingga beratus-ratus halaman.[24]
Dalam penelitian kuantitatif, penyajian
data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan
sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Sedangkan
dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart
dan sejenisnya.[25]
Dari penjelasan dapat dipahami bahwa dalam menyajikan
data biasanya dalam bentuk teks naratif, bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart untuk data
kualitatif dan dapat pula dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard,
pictogram dan sejenisnya untuk data kuantitatif.
c. Kesimpulan/Verifikasi
(Conclution/Verification)
Kegiatan analisis selanjutnya yang penting
adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data,
seseorang sedang menganalisis kualitatif mulai mencari arti, pola-pola,
penjelasan, konfigurasi-konfiguasi yang mungkin, alur sebab akibat dan
proposisi. Peneliti yang berkompoten akan menangani kesimpulan-kesimpulan itu
dengan longgar, tetap terbuka dan skeptik, tetapi kesimpulan telah disediakan,
mula-mula belum jelas kemudian menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh.
Kesimpulan-kesimpulan final mungkin tidak
muncul sampai pengumpulan data berakhir. Hal tersebut tergantung pada besarnya
kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan dan metode
pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, tuntutan-tuntutan pemberi
dana. Tetapi, sering kali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak
awal, sekalipun seorang peneliti telah melanjutkannya secara induktif.[26]
Penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah
sebagaian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan
juga diverifikasi selama kegiatan berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat
pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran peneliti selama ia menulis.
Singkatnya makna-makna yang muncul dari data harus diuji/diverifikasi
kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan
validitasnya. Jika tidak demikian, yang dimiliki adalah cita-cita yang menarik
mengenai sesuatu yang terjadi dan yang tidak jelas kebenarannya dan
kegunaannya.[27]
Dalam pandangan ini, tiga jenis kegiatan analisis
dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklus dan
interaktif. Pengkodean data, misalnya (reduksi data) menjurus ke arah
gagasan-gagasan baru guna dimasukkan ke dalam suatu matrik (penyajian data).
Pencatatan data mempersyaratkan reduksi data selanjutnya. Begitu matrik terisi,
kesimpulan awal dapat ditarik, tetapi hal itu menggiring pada pengambilan
keputusan (misalnya) untuk menambah kolom lagi pada matrik itu untuk dapat
menguji kesimpulan tersebut.
Dalam pengertian ini, analisis data
kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang, dan terus-menerus. Masalah
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi menjadi
gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang
saling susul-menyusul.
Proses analisis ini secara konseptual tidak
lebih rumit dibandingkan dengan analisis kuantitatif. Penelitian kuantitatif
juga perlu melakukan reduksi data (menghitung mean, standar deviasi, indek), penyajian data (table
korelasi,cetakan angka-angka regresi) dan penarikan kesimpulan/verifikasi
(derajat signifikasi/perbedaan eksperimental/control). Perbedaannya yang
mencolok dalam penelitian kuantitatif
dilakukan melalui batasan-batasan yang jelas, metode yang sudah dikenal,
patokan-patokan yang memberi pedoman, dan kegiatannya lebih berupa peristiwa
berurutan jika dibanding dengan kegiatan yang berulang atau siklus. Di sisi
lain, para peneliti kualitatif menempati posisi yang lebih bersifat longgar,
dan juga lebih bersifat perintis. Di samping itu, analisis kualitatif perlu
didokumentasikan sebagai suatu proses yang jauh lebih mendalam daripada yang
dilakukan saat ini. Hal ini diperlukan tidak hanya bagi tujuan “pemeriksaan”
usaha analisis, tapi juga bagi tujuan-tujuan belajar.[28]
Penarikan kesimpulan dilakukan sejalan
dengan cara mengolah data. Terhadap data yang bersifat kualitatif, maka pengolahannya
dibandingkan dengan standar atau kriteria yang telah dibuat oleh peneliti.
Sebagai contoh penelitian yang menggunakan data kualitatif adalah penelitian
bertujuan untuk melihat sikap kepemimpinan beberapa sekolah. Dalam penelitian
ini, peneliti akan mengukur sejauh mana sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh
kepala sekolah yang dimaksud. Untuk itu, dicari dimensi-dimensi sikap
kepemimpinan terlebih dahulu, antara lain disiplin, demokratis, bertanggung
jawab, toleran, penuh inisiatif, kreatif dan sebagainya.
Dengan menggunakan skala sikap, peneliti
mengumpulkan data mengenai tingkat kepemimpinan pada kepala sekolah. Maka,
kesimpulan yang mungkin dibuat berdasarkan kriteria atau standar yang
ditentukan, adalah sesuai dengan
standar, kurang sesuai dengan standar dan tidak sesuai dengan standar. Terhadap
data yang bersifat kuantitatif, peneliti dapat mengolahnya dengan statistik dan
non statistik. Analisis non statistik adalah mencari proporsi, mencari
presentase dan ratio. Dan terhadap pekerjaan analisis ini, ada orang yang
menyebutnya sebagai analisis statistik sederhana.
Apabila analisis datanya berupa prosentase,
proporsi maupun ratio, maka kesimpulan yang dapat diambil, disesuaikan dengan
permasalahannya. Contoh, peneliti
bermaksud mengadakan penelitian tentang laboratorium IPA di SMP Negeri XIII. Di
dalam pedoman laboratorium yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan tentu
sudah dicantumkan persyaratan-persyaratan laboratorium. Maka, persyaratan ini
disajikan standar (tolak ukur) untuk mengukur keadaan laoratorim SMP Negeri
XIII. Jadi pengukuran dilakukan dengan menilai berbagai aspek laboratorium yang
ada dengan angka kuantitatif, maka diperoleh nilai presentase, misalnya:
-
Kelengkapan
alat : 75%
-
Pengaturan
: 70%
-
Penggunaan
: 60%
Rata-rata penilaian
menjadi (75% + 70% + 80%) = ± 68%
Apabila sebelumnya peneliti sudah
menentukan standar bahwa : > 75% baik, antara 60 - 75% cukup, <60% kurang baik, maka dari
data yang diperoleh diambil kesimpulan bahwa keadaan laboratorium di SMP Negeri
XIII adalah cukup.[29]
Kesimpulan penelitian yang menggunkan
teknik statistik, dapat digeneralisasikan pada populasi apabila dari sampel
dapat diketahui bahwa populasinya
berdistribusi normal. Hal ini dapat dilakukan pemeriksaannya dengan
checking normalitas. Apabila populasinya tidak berdisrtibusi normal, maka harus
menggunakan statistik non-parametrik.[30] Statistik parametris mempunyai kekuatan
yang lebih daripada statistik non parametris, bila asumsi yang melandasi dapat
terpenuhi. [31]
Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa dalam
menarik kesimpulan baik kualitatif maupun kuantitatif didasarkan pada metode
pengolahannya. Data yang bersifat kualitatif pengolahannya dibandingkan dengan standar atau
kriteria yang telah dibuat oleh peneliti. Apabila analisis datanya berupa
prosentase, proporsi maupun ratio, maka kesimpulan yang dapat diambil,
disesuaikan dengan permasalahannya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis
mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.
2. Analisis data terdiri dari analisis kuantitatif dan kualitatif.
Dalam menganalisis data kunatitatif, data yang berbentuk angka dihitung untuk
mengetahui jawaban masalah yang diteliti. Sebaliknya data kualitatif merupakan
data yang tidak berbentuk angka, seperti keamanan mantap, sistem sekolah kita
sudah baik, semangat meneliti dosen menggembirakan.
2. Proses analisis data ada
dua tahapan yaitu: a. Analisis sebelum
di lapangan, dan b. Analisis selama di lapangan. Analisis data selama di
lapangan ada dua model yaitu: 1) Model
Spradley, ada empat tahap: Analisis Domain, Analisis Taksonomi, Analisis
Komponensial, dan Analisis Tema, 2) Model Miles dan Huberman, ada tiga tahap
yaitu: Reduksi Data, Penyajian Data, dan Kesimpulan/Verifikasi.
B. Implikasi
Pembahasan dan kesimpulan yang telah dirumuskan sebelumnya
diharapkan dapat berimplikasi positif dan membangun terhadap para pembaca dalam
memahami bagaimana penafsiran data itu. Terkhusus bagi para mahasiswa,
penggiat, penuntut ilmu yang sedang atau hendak melakukan penelitian agar
memperhatikan dalam menganalisis data, sehingga hasil penelitiannya maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto, metodologi Penelitian
Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2010.
Agung,
I Gusti Ngurah. Manajemen Penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi, Ed. I, Cet. 3; Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2007.
Arikunto,
Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997.
Masyhuri
dan Zainuddin. Metode Penelitian
Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Cet. I; Bandung: PT. Refika Aditama.
2008.
Moleong,
Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif
Ed. Revisi, Cet. 24: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
----------,
Metode Penelitian Kualitatif, Cet.
27: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
Notoatmodjo,
Soekidjo. Metode Penelitian Kesehatan,
Cet. III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
Setiyadi, Bambang, Metode
Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Sugiyono.
Memahami Penelitian Kualitatif. Cet.
III; Bandung: CV. Alfabeta, 2007.
----------, Metode Penelitian Administrasi, Edisi Revisi. Cet. 17;
Bandung: CV. Alfabeta, 2007.
----------, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Cet. IX; Bandung: Alfabeta, 2010.
Suprayogo,
Imam. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Cet. I; Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
http://racanastkipta1304.blogspot.com/2013/11/tugasmakalahteknikpengumpulandata.html
( diakses pada 20 Mei 2015)
[1]Imam Suprayogo, Metodologi
Penelitian Sosial-Agama, (Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2001), h. 196.
[2] http://racanastkipta1304.blogspot.com/2013/11/tugas-makalah-teknikpengumpulan-data.html
( diakses pada 20 Mei 2015)
[3]Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Ed. Revisi, (Cet. 24: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.280.
[5] Rianto Adi, metodologi Penelitian Sosial
dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2010) h. 128
[6] Rianto Adi, metodologi Penelitian Sosial dan Hukum,h.
129
[7]Sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Cet. IX;
Bandung: Alfabeta, 2010), h. 347.
[8]Sugiyono, Memahami Penelitian
Kualitatif, (Cet. III; Bandung: Alfabeta, 2007) h.
103.
[13] Bambang Setiyadi, Metode
Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006) h. 256
[14] Bambang Setiyadi, Metode
Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,
h. 257
[15] Bambang Setiyadi, Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa
Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,h. 266
[16]Imam Suprayogo, Metodologi
Penelitian Sosial-Agama,,
h. 196-197.
[17]Imam Suprayogo, Metodologi
Penelitian Sosial-Agama,, h.
192-193.
[18]Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi ,Edisi
Revisi (Cet. 17; Bandung: CV. Alfabeta, 2007) h. 169.
[19]Sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan, h. 337.
[20]Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 92.
[23]Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 341.
[24]Imam Suprayogo, Metodologi
Penelitian Sosial-Agama, h.194-195.
[25]Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 94. Bandingkan dengan Soekidjo Notoatmodjo, Metode
Penelitian Kesehatan, (Cet. III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), 194.
Lihat juga I Gusti Ngurah Agung, Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan
Disertasi, Ed. I, (Cet. 3; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007)
h. 32.
[29]Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1997), h. 312
Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
BalasHapus